EdisiBacirita – Memperingati Dies Natalis ke-75 Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Koordinator Wilayah X GMKI, Marcho Rampengan, menekankan pentingnya sikap adaptif dan kolaboratif dalam menghadapi perkembangan zaman, terutama dalam era disrupsi teknologi.
“Kemajuan dunia, khususnya di bidang teknologi, membuat kita harus bisa beradaptasi dengan tantangan serta tuntutan zaman. Selain itu, kita harus mampu berkolaborasi untuk memastikan organisasi tetap relevan dan berkembang sesuai dengan kebutuhan peradaban,” ujar Rampengan.
Ia menegaskan bahwa ide dan gagasan merupakan fondasi utama dalam menjaga nalar serta pemikiran kritis. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk melahirkan kader-kader unggul yang mampu menghadapi persaingan dan menolak pragmatisme dalam pergerakan.
Namun, Rampengan juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi membawa tantangan tersendiri. Zona nyaman digital bisa menjadi jebakan, yang membuat kader-kader GMKI terperangkap dalam realitas maya yang penuh muslihat dan propaganda.
“Disrupsi teknologi meminggirkan mereka yang lambat. Untuk itu, membangun kader berkualitas membutuhkan ekosistem yang rapi dan terukur,” tegasnya.
Menurutnya, saat ini GMKI, khususnya di Wilayah X, sedang menghadapi pragmatisme gerakan. Meski demikian, ia bersyukur karena idealisme dan rasionalitas berpikir kader masih terjaga dengan baik.
Sejak berdiri pada 9 Februari 1950, GMKI telah menjadi wadah bagi mahasiswa Kristen untuk bersatu dalam semangat oikumenis dan nasionalis. Dengan tujuan menjadi saksi Kristus serta menyuarakan suara kenabian di gereja, perguruan tinggi, dan masyarakat, GMKI harus mampu bertransformasi menjadi gerakan yang modern, terstruktur, dan sistematis.
“75 tahun bukan usia yang muda. Gerakan ini telah melahirkan kader-kader hebat di berbagai lini kehidupan serta pemikiran kritis yang berkontribusi bagi bangsa,” katanya.
Dalam momentum Dies Natalis ini, Rampengan mengajak seluruh kader GMKI, khususnya di Cabang Manado, untuk berefleksi dan bersatu. Ia mengajak kader untuk tidak saling menyalahkan atau menjatuhkan, melainkan saling membangun dan berkolaborasi demi masa depan organisasi yang lebih baik.
“Apakah kita ingin terus terjebak dalam kebesaran masa lalu? Atau kita ingin melangkah maju dan menjadi bagian dari sejarah yang lebih besar? Kita dilahirkan untuk menjadi pemimpin, menjadi kepala, bukan ekor!” ujarnya penuh semangat.
Sebagai penutup, Rampengan mengucapkan selamat Dies Natalis ke-75 GMKI, dengan harapan organisasi ini terus tumbuh subur dan tetap setia pada nilai-nilai perjuangan yang diwariskan para pendiri.
“Tetaplah berpengharapan dalam berdoa dan bekerja, supaya kita menjadi satu adanya. Karena torang samua ciptaan Tuhan!” pungkasnya.