FISIP Unsrat Tuan Rumah Forum Alumni BEM Se-Sulut, Bahas Hukum dan Politik

EdisiBacirita – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) kembali membuktikan eksistensinya sebagai pusat pergerakan mahasiswa di Sulawesi Utara. Kali ini, FISIP Unsrat menjadi tuan rumah Forum Alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Sulawesi Utara, yang menggelar diskusi ilmiah bertajuk Implementasi Asas Dominus Litis dalam Perubahan KUHAP di Indonesia dalam Sudut Pandang Politik dan Hukum.

Dekan FISIP Unsrat, Dr. Ferry Daud Liando, menegaskan bahwa forum ini merupakan wadah penting bagi mahasiswa dan alumni untuk mendalami isu-isu strategis di bidang hukum dan politik.

“FISIP Unsrat sejak dulu dikenal sebagai kampus perjuangan mahasiswa. Forum ini membuktikan bahwa semangat kritis dan intelektual masih terjaga. Kami berharap diskusi ini dapat memperluas wawasan mahasiswa dan masyarakat terkait hukum serta dinamika politik nasional,” ujar Dr. Liando.

Ketua Forum Alumni BEM Sulut, Combyan Lombongbitung, menjelaskan bahwa diskusi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran mahasiswa dan masyarakat terhadap kondisi sosial serta memahami permasalahan konflik lembaga dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.

“Kami ingin mahasiswa lebih peka terhadap situasi sosial dan memiliki pemahaman mendalam tentang regulasi serta hukum yang berlaku di Indonesia,” katanya.

Selain itu, acara ini menghadirkan pembicara nasional, yakni Prima Surbakti (Pengurus Pusat GMKI), Dr. Donald Monintja (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FISIP Unsrat), dan Edwin Moniaga, S.H., M.H. (Ahli Hukum Fakultas Hukum Unsrat).

FISIP Unsrat sendiri memiliki sejarah panjang dalam pergerakan mahasiswa di Sulawesi Utara. Pada tahun 1998, saat Dr. Ferry Daud Liando menjabat sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP Unsrat, kampus ini menjadi pusat konsolidasi aktivis mahasiswa dalam mendorong reformasi.

“Semangat reformasi 1998 harus terus dijaga. Mahasiswa dan alumni harus tetap kritis, peduli, dan terlibat aktif dalam membangun negara melalui pemahaman hukum dan politik yang lebih baik,” tutup Combyan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *