Bangkok, 29 Maret 2025 — Bangkok resmi ditetapkan sebagai daerah bencana setelah gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo 7,7 mengguncang Myanmar dan Thailand pada Jumat (28/3). Gempa ini menyebabkan kerusakan signifikan dan memicu kepanikan di ibu kota Thailand, Bangkok.
Cindy Casey Henwood dan suaminya, yang sedang berada di Thailand dalam perjalanan bisnis, menggambarkan situasi dan kepanikan yang mereka alami saat gempa itu mengguncang. Pasangan itu sedang menikmati makan siang di pusat perbelanjaan EmSphere ketika gempa mulai terjadi. “Cukup buruk. Tanah, meja, lampu, semuanya bergoyang,” ujar Cindy.
Pasangan ini memutuskan untuk mengungsi, dan ketika mereka mencapai pintu keluar, suasana semakin kacau dengan teriakan dan jeritan dari orang-orang di sekitar mereka. Setibanya kembali di hotel, mereka diminta untuk meninggalkan gedung karena ancaman gempa susulan. “Alarm berbunyi dari hotel dan semua orang menunggu di luar, tidak tahu apa-apa,” tambahnya.
Sementara itu, warga Singapura Pang Xue Qiang, yang sedang dalam perjalanan dengan taksi menuju distrik Thonglor di Bangkok, merasakan tanah berguncang sekitar pukul 13.30. Ia segera keluar dari taksi dan melihat gedung-gedung bergoyang. “Saya menguatkan diri untuk melihat apakah saya berhalusinasi,” katanya. Pang juga menyaksikan bagaimana orang-orang berlarian ke jalan dan meninggalkan segala sesuatu. “Kota itu macet total, dan itu adalah sesuatu yang tidak pernah saya duga akan saya saksikan di Bangkok,” ungkapnya.
Wakil Gubernur Bangkok, Tavida Kamolvej, pada Jumat malam (28/3) mengonfirmasi bahwa setidaknya sembilan orang meninggal dunia akibat gempa ini, dengan jumlah korban diperkirakan terus bertambah. Delapan orang tewas ketika sebuah bangunan yang sedang dibangun runtuh, sedangkan satu orang lainnya tewas di lokasi yang berbeda.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyatakan bahwa “setiap bangunan” di Bangkok perlu diperiksa keamanannya, meskipun belum jelas bagaimana proses pemeriksaan itu akan dilakukan.
Gempa yang mengguncang wilayah ini juga menyebabkan kerusakan besar di beberapa area di Myanmar, dan diprediksi dampaknya akan terasa lebih lama. Saat ini, pihak berwenang bekerja keras untuk mengatasi kerusakan dan memberikan bantuan kepada korban.