GMKI Cabang Manado Sukses Gelar Sekolah Agraria: Kader Didorong Peka terhadap Isu Pertanahan dan Lingkungan

Manado, 6 November 2025 – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Manado sukses menyelenggarakan Sekolah Agraria pada 5–6 November 2025. Kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran dan penguatan kapasitas kader terkait isu agraria, lingkungan hidup, dan keadilan sosial baik di Sulawesi Utara maupun tingkat nasional.

Ketua Panitia, Juan Silitonga, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam mengimplementasikan Tri Panji GMKI, khususnya pengabdian kepada masyarakat.

“Untuk pengimplementasian Tripanji pengabdian di masyarakat, Sekolah Agraria ini dimaksudkan menjadi tongkat awal bagi para kader GMKI Cabang Manado agar dapat lebih adaptif terhadap isu-isu agraria yang ada di wilayah Sulawesi Utara maupun di kancah nasional,” ujar Juan.

Pelaksanaan kegiatan di Sekretariat Tongkol bukan tanpa alasan. Lokasi ini berada di kawasan masyarakat nelayan yang tengah berjuang menolak reklamasi.

“Kenapa dibikin di Sekretariat Tongkol? Kami ingin membuktikan kepada seluruh insan bahwa GMKI berdiri teguh di tengah-tengah nelayan yang wilayahnya ingin direklamasi,” tegas Juan.

Dalam kesempatan ini, Claudio Sigarlaki, Kepala Bidang Agraria dan Kemaritiman GMKI Cabang Manado, menyampaikan apresiasi dan harapannya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

“Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas penyertaan-Nya sehingga Sekolah Agraria GMKI Cabang Manado dapat terselenggara dengan baik. Kegiatan ini merupakan wujud komitmen GMKI dalam membangun kesadaran kritis mahasiswa terhadap isu agraria, lingkungan hidup, dan keadilan sosial di tengah masyarakat.”

“Melalui Sekolah Agraria ini, peserta diajak memahami persoalan struktural agraria di Indonesia, memperdalam wawasan teologis dan ideologis mengenai keadilan agraria, serta menumbuhkan semangat advokasi dan pengabdian. Kami berharap lahir kader-kader yang peduli, berani, dan berintegritas dalam memperjuangkan keadilan agraria demi kesejahteraan bersama serta kemuliaan nama Tuhan di tengah dunia.”

Selain menyoroti persoalan lokal, kegiatan ini juga menyuarakan dukungan bagi masyarakat adat yang mengalami kriminalisasi di Sumatera Utara.

“Selain isu agraria di Sulawesi Utara, kami menyampaikan dukungan kepada masyarakat adat Sumatera Utara yang dikriminalisasi oleh perusahaan TPL. Dari sini kami melantunkan doa dan dukungan bagi masyarakat adat, Ephorus HKBP, dan teman-teman mahasiswa yang melakukan aksi pada 10 November di depan Gedung Gubernur Sumut. Ut Omnes Unum Sint!” tutup Juan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *