Menjadi Inspirasi: Dari Jerih Lelah Petani untuk Kemuliaan Tuhan, Jemaat Bukit Moria Touure Layani Pernikahan Pdt. Richard Saisab dengan Sepenuh Hati

Touure, Tumompaso II – Teladan kebersamaan dan pelayanan jemaat kembali terpancar dari GMIM Bukit Moria Touure, Wilayah Tumompaso II. Dengan penuh sukacita, jemaat bergotong royong mengambil bagian dalam pelaksanaan pernikahan Pdt. Richard Jonathan Saisab, S.Th dan Pdt. Fernanda Zensita Komalig, M.Th, yang digelar di GMIM Bukit Moria Touure.

Yang membuat momen ini semakin istimewa, jemaat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani menunjukkan perhatian dan kepedulian yang begitu besar kepada para pelayan Tuhan. Meski dengan kesibukan dan keterbatasan ekonomi, jemaat memberikan dukungan penuh—baik dalam tenaga, waktu, maupun materi—sebagai bentuk penghargaan dan cinta kasih kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani di jemaat.

Menariknya, Pdt. Richard Saisab bukan merupakan putra asli Desa Touure. Namun demikian, jemaat tetap menunjukkan penerimaan, kepercayaan, dan kasih yang luar biasa kepadanya. Mereka merasa terpanggil untuk memberikan yang terbaik bagi pendeta yang telah melayani mereka dengan tulus selama ini. Sikap ini menjadi bukti bahwa pelayanan dan kasih dalam tubuh Kristus tidak terpaut oleh asal daerah, tetapi oleh panggilan dan ketulusan hati.

Hampir seluruh kebutuhan pelaksanaan acara dipenuhi secara swadaya oleh jemaat melalui kolom-kolom pelayanan. Bahkan, 15 kolom di Jemaat Bukit Moria Touure mengambil bagian dalam penyediaan makanan untuk resepsi pernikahan, sehingga rangkaian acara berlangsung meriah, teratur, dan penuh sukacita.

Salah satu anggota jemaat menyampaikan rasa syukur dan sukacita mereka atas kesempatan melayani pendeta mereka.

“Kami dengan segenap hati menyediakan apa yang bisa kami berikan kepada Pdt. Richard. Setiap kolom membawakan makanan dan semua dilakukan dengan sukacita,” ungkapnya.

Jemaat pun membersamai Pdt. Richard Saisab mulai dari masa persiapan hingga hari pelaksanaan pernikahan, sebagai wujud pelayanan balik jemaat kepada pendeta yang selama ini telah setia melayani. Jemaat mengungkapkan bahwa mereka sangat senang dan bersyukur dapat mengambil bagian secara langsung dalam momentum berharga tersebut, karena hal ini mereka pandang sebagai bagian dari pelayanan jemaat kepada hamba Tuhan.

“Sangat jarang terjadi, biasanya pendeta yang melayani jemaat, namun kali ini jemaat yang melayani dan memberikan yang terbaik bagi pelayannya,” ungkap seorang anggota jemaat lainnya dengan penuh haru.

Tidak hanya pada momen ini, GMIM Bukit Moria Touure dikenal sebagai jemaat yang sering menghadirkan kejutan-kejutan pelayanan yang menyentuh bagi hamba Tuhan. Budaya pelayanan timbal balik seperti ini sudah menjadi karakter jemaat dan terus dipertahankan sebagai wujud kasih dalam tubuh Kristus.

Peristiwa ini menjadi bukti nyata bahwa kasih, persatuan, serta berkat Tuhan melimpah di tengah jemaat GMIM Bukit Moria Touure. Banyak yang menilai, pengalaman ini adalah contoh hidup bergereja yang patut diteladani oleh jemaat-jemaat GMIM lainnya.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *