Pemkot Manado Turun Tangan Redam Aksi Penolakan Layanan Bus Trans oleh Sopir Mikrolet

Layanan operasional Bus Trans Manado mendapatkan penolakan dari sejumlah sopir mikrolet, Selasa (02/12/2025). Aksi ini terpantau di beberapa titik strategis Kota Manado, seperti Tugu Adipura, Terminal Malalayang, dan kawasan Bahu.

Dalam aksi tersebut, beberapa sopir mikrolet bahkan memalangkan kendaraannya untuk menghentikan laju bus. Kondisi ini menyebabkan layanan bus sempat terhenti dan memicu kepadatan arus kendaraan di sekitar lokasi pemalangan.

Menanggapi situasi tersebut, Pemerintah Kota Manado melalui Kepala Dinas Perhubungan, Jeffry Worang, segera melakukan langkah cepat dengan menggelar pertemuan bersama unsur kepolisian dan perwakilan sopir mikrolet.

Miskomunikasi Jadi Pemicu Utama

Worang mengungkapkan bahwa persoalan ini muncul akibat miskomunikasi.

“Ada hal yang tidak tersampaikan sampai ke bawah, sehingga terjadi miskomunikasi. Karena itu kami langsung melakukan koordinasi kembali bersama kepolisian dan para sopir,” ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut, Pemkot menyodorkan beberapa solusi untuk memastikan Bus Trans Manado tetap beroperasi tanpa merugikan sopir mikrolet. Salah satu fokus pembahasan adalah penyesuaian titik-titik penjemputan Bus Trans, yang dinilai sebagian sopir beririsan dengan trayek angkot.

“Besok kita akan turun bersama-sama untuk melihat titik mana saja yang perlu disesuaikan. Solusi ini memang kita buat agar tidak ada pihak yang dirugikan,” jelas Worang.

Ia menambahkan bahwa sejumlah penyesuaian sudah disepakati dan akan masuk dalam proses teknis.

Bus Trans Beroperasi Sesuai SK Wali Kota

Worang menegaskan bahwa operasional Bus BTS di Manado berjalan resmi berdasarkan SK Wali Kota Manado, yang mengatur izin trayek dan rute, sehingga layanan ini merupakan bagian dari program peningkatan transportasi massal perkotaan.

Terkait permintaan sopir soal penetapan tarif, Pemkot masih menunggu keputusan dari pemerintah pusat. Nantinya, skema tarif akan diatur sedemikian rupa agar tetap menjaga keseimbangan pendapatan sopir angkot, terutama pada masa transisi.

Respons Cepat: Bus Tidak Beroperasi di Hari Minggu

Salah satu keluhan sopir yang ditanggapi cepat adalah permintaan agar bus tidak beroperasi pada hari Minggu.

“Hari Minggu bus BTS tidak akan beroperasi. Itu sudah kita sepakati,” tegas Worang.

Langkah ini diharapkan dapat meredakan ketegangan dan memberikan ruang kompromi antara transportasi modern dan keberlangsungan angkutan rakyat.

Lintas Sektor Turut Hadir

Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh sejumlah pejabat dan unsur keamanan, antara lain:

  • Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Julises Oehlers, SH
  • Kasat Pol PP Manado, Novly Siwi
  • Kepala Badan Kesbangpol, Sonny Takumansang
  • Kabag Ops Polresta Manado
  • Kasat Lantas Polresta Manado
  • Kapolsek Malalayang
  • Perwakilan sopir dari Malalayang dan Paal 2

Kehadiran lintas sektor ini menunjukkan keseriusan Pemkot Manado dalam menangani persoalan secara menyeluruh.

Dengan berbagai langkah cepat tersebut, Pemerintah berharap tercipta keseimbangan antara pembangunan sistem transportasi modern dan keberlangsungan angkutan rakyat yang selama ini menjadi tulang punggung mobilitas warga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *