Manado, Senin (01/12/2025) — Ratusan sopir mikrolet dari berbagai trayek di Kota Manado menggelar aksi damai di depan Kantor Wali Kota Manado. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk respons atas mulai beroperasinya armada Bus Buy The Service (BTS) atau Bus Trans Manado yang baru diluncurkan beberapa waktu lalu.
Pemerintah Kota Manado langsung merespons aksi tersebut dengan menerima perwakilan sopir untuk berdialog di ruang kantor wali kota bersama sejumlah pejabat terkait.
Perwakilan sopir diterima oleh Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra, Julises Oehlers, Kepala Dinas Perhubungan Kota Manado, Jeffry Worang, Kepala Badan Kesbangpol Manado, Sonny Takumansang, serta Kasat Pol-PP, Novly Siwi.
Pemerintah Terbuka Menerima Aspirasi
Kepala Dinas Perhubungan Manado, Jeffry Worang, menegaskan bahwa pemerintah terbuka terhadap seluruh aspirasi sopir mikrolet.
“Beberapa tuntutan sudah disampaikan kepada kami. Semua itu akan kami kaji, dan kami akan mencari jalan keluar yang terbaik bagi kita semua,” ujar Worang.
Salah satu isu utama yang dikeluhkan sopir adalah titik-titik jemput Bus Trans Manado yang dinilai tumpang tindih dengan trayek mikrolet.
Menanggapi hal tersebut, Worang menegaskan bahwa operasional bus masih berada dalam masa uji coba.
“Karena ini masih masa uji coba, tentu seluruh skema akan kami evaluasi. Termasuk titik jemput dan sistem operasionalnya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa hingga kini tarif bus masih gratis, sambil menunggu penetapan tarif resmi dari pemerintah pusat.
“Mudah-mudahan tidak terlalu lama, karena masih menunggu penetapan tarif resmi,” sambungnya.
Pemkot Tegaskan Dialog Tetap Terbuka
Asisten I, Julises Oehlers, menyampaikan bahwa pemerintah tidak menutup ruang dialog dan akan menindaklanjuti aspirasi yang masuk.
“Sebagai pemerintah, tentu kami akan mencari solusinya. Aspirasi sudah kami terima dan disampaikan kepada pimpinan,” katanya.
Bus BTS Baru Beroperasi, Sopir Minta Kajian Ulang
Bus BTS yang resmi diluncurkan pada 19 November 2025 kini melayani berbagai rute di Kota Manado. Namun, belum genap satu bulan beroperasi, keberadaan layanan ini menuai keberatan dari sopir mikrolet.
Para sopir meminta agar bus dihentikan sementara hingga pemerintah melakukan kajian lebih matang mengenai dampaknya terhadap angkutan konvensional.
Aksi damai berlangsung tertib dengan pengawalan aparat keamanan. Pemerintah berharap dialog yang berlangsung dapat menghasilkan solusi berimbang antara pengembangan transportasi modern dan keberlangsungan mata pencaharian sopir sebagai pilar transportasi rakyat Manado.












