EdisiBacirita.com, Manado – Dalam semangat peringatan Hari Kartini, nama Filadelfia Meidy Soputan mencuat sebagai simbol perjuangan perempuan muda yang berani melangkah dan membawa perubahan. Mahasiswi S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado ini telah mencalonkan diri sebagai Wakil Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsrat.
Langkah Filadelfia tak datang tiba-tiba. Jejak organisasi yang telah ia tempuh sejak awal masa kuliah membentuk karakternya sebagai pemimpin muda yang berani, tangguh, dan visioner. Ia memulai kiprahnya melalui Pers Mahasiswa Acta Diurna FISIP Unsrat, kemudian aktif di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, dan kini menjabat sebagai Sekretaris Komisariat Politeia GMKI Manado.
Selain itu, pada 2023 ia juga pernah mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka di Universitas Esa Unggul Tangerang, memperluas wawasan dan jaringan di luar Sulawesi.
“Semangat Kartini bagi saya adalah keberanian untuk bersuara, berjuang, dan memimpin, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Saya percaya bahwa kampus adalah ruang strategis untuk membentuk perubahan sosial,” ujar Filadefia, Senin (21/4)
Pencalonannya sebagai Wakil Presiden BEM Unsrat tak hanya dilihat sebagai langkah politik kampus, tapi juga simbol pergerakan perempuan muda di ruang-ruang pengambilan keputusan. Banyak mahasiswa dan dosen memuji keberaniannya serta visi inklusif yang ia bawa.
Dengan mengusung tema kepemimpinan yang kolaboratif dan berbasis advokasi mahasiswa, Filadelfia bertekad menghidupkan kembali semangat solidaritas dan keterlibatan aktif mahasiswa Unsrat dalam dinamika sosial, politik, dan lingkungan.
“Perempuan muda seperti Filadelfia adalah wajah Kartini masa kini. Cerdas, aktif, dan tidak takut berada di garis depan,” ujar salah satu dosen Ilmu Komunikasi FISIP Unsrat.
Di tengah tantangan zaman dan kompleksitas dunia kampus, semangat Kartini tetap hidup melalui langkah-langkah nyata generasi muda seperti Filadelfia. Hari Kartini 2026 menjadi momen istimewa, bukan sekadar perayaan, tetapi pengingat bahwa perjuangan perempuan masih terus berlanjut — dan kini, estafet itu ada di tangan mereka yang tak takut melangkah.